Lato-lato, Permainan Jadul yang Kini Booming


Hai sobat mlaqumlaqu, ada yang udah tau donk ya dengan permainan Lato-lato? Sejak beberapa bulan belakangan ini hampir di tiap sudut jalan dan perumahan saya menemukan anak-anak memainkan permainan ini. 

Permainan yang berasal dari dua buah bola plastik polimer yang diikat dengan tali yang diadu dan menghasilkan bunyi "tek ketek ketek tek" ini sedang ramai-ramainya digandrungi untuk dimainkan. Kalau sekarang disebutnya Lato-lato yang berasal dari bahasa Bugis yang artinya bunyi benturan dua bola kecil, tapi sebenarnya permainan ini sudah ada sejak lama.

Seperti halnya fashion, musik dan film begitu juga dengan permainan yang trendnya akan berputar kembali ke trend di masa lalu. Saya mengenal permainan Lato-lato ini ketika saya SMP, dan modelnya sama persis dengan yang sekarang tapi kalau dulu ada semacam gagang pegangannya, jadi ketika hendak memainkan Lato-lato ini meminimalisir terkena benturan kedua bola tersebut pada tangan kita. Walaupun model yang tanpa gagang pegangan juga ada seperti Lato-lato yang sekarang ini, tapi mungkin lebih tertantang untuk memainkan yang tanpa gagang pegangan. 

Permainan Lato-lato ini booming sejak diberitakan saat Bapak Presiden Jokowi mengunjungi daerah Subang dan ikut memainkan permainan ini bersama dengan Bapak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Selain itu juga karena banyaknya media dan postingan di media sosial yang membuat permainan Lato-lato ini jadi viral atau booming. 

Jujur saja saya merasa terganggu dengan bunyi dari permainan ini yang cukup berisik, apalagi seringnya anak-anak yang memainkan Lato-lato ini tidak kenal waktu, nggak pagi, siang bahkan malam pun mereka tetap memainkan Lato-lato ini.

Kalo berdasarkan sejarah asal muasalnya -dilansir dari beberapa sumber yang saya baca-  Lato-lato ini dulunya berasal dari Amerika Selatan yang dikenal dengan sebutan clackers, click clack, knockers, atau juga clankers. 

Usut punya usut permainan ini merupakan jenis permainan yang dilarang, lho. Di tahun 1960an, permainan Lato-lato ini dilarang karena membuat kegaduhan dengan bunyinya dan membahayakan karena pecahan kaca dari kedua bola yang diadu tersebut, di mana pada jaman dulu terbuat dari kaca.

Memang sih dengan adanya Lato-lato ini, anak-anak mulai mengurangi permainan di gawai mereka, hal tersebut sempat saya dengar dari pembicaraan ibu-ibu di dekat rumah saya, bahwa dengan adanya Lato-lato ini anak-anaknya nggak sempat lagi pegang hape. 

Selain itu dengan bermain Lato-lato ini juga termasuk mengasah ketrampilan tangan dan juga bisa sebagai ajang kompetisi dengan sesama teman yang memainkan permainan ini. Namun perlu diingat dan diperhatikan untuk berhati-hati dalam memainkan permainan ini karena banyak juga yang benjol terkena benturan bola dari Lato-lato ini.

Walaupun sekarang sedang viral tapi yah namanya juga permainan musiman, kita lihat saja sampai kapan dia akan bertahan dan tergantikan dengan permainan lain. 


Rekomendasi Kuliner Imlek Halal di Kedai Kopi Tiam '89 di Tojong, Bogor

 Hai sobat mlaqumlaqu, apa kabar? Masih dalam perayaan Tahun Baru Imlek nih, saya mau rekomendasiin menu kuliner di salah satu kedai di daerah Tojong, Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat. Lokasinya masih satu komplek dengan Vihara Buddha Dharma & 8 Pho Sat atau yang dikenal dengan Vihara Buddha Tidur 15 meter di depan pintu gerbang vihara. Ulasan tentang vihara udah saya tulis lengkap di sini. 

By the way nih sob, Imlek kemarin kalian ke mana aja? Seru ngga sih liat perayaan Imlek itu ya, selain itu saya suka kue keranjang yang selalu ada di perayaan Imlek. Kue keranjang termasuk hidangan wajib yang ada di perayaan Imlek, sama seperti pangsit rebus, kue lapis, bakpao, buah jeruk, dan juga apel. Di kedai Kopi Tiam '89 yang saya kunjungi minggu (24/1) lalu juga menyediakan hidangan tersebut. Sebelum saya beberkan menu khas yang ada di Kopi Tiam '89 ini, saya ceritakan dulu ya asal usul kedai tersebut.

Kedai Kopi Tiam '89 Tojong, Bojong Gede

Kopi Tiam kalau menurut bahasa Hokian berarti warung kopi. Nah kedai Kopi Tiam '89 yang dikelola Ci Elis ini merupakan keturunan ke lima dari kakek buyutnya di kampung Jati, Tojong, Bojong Gede, Bogor. Keluarga besar Ci Elis mengelola kedai Kopi Tiam ini sejak 10 tahun lalu yang awalnya hanya berupa warung kopi biasa yang menjual kopi, nasi goreng dan juga buah lokal dari kebun sendiri.
Kedai Kopi Tiam '89 menyajikan menu harian dan juga di Imlek tahun ini. patut dicatat nih sobat mlaqumlaqu bahwa kedai Kopi Tiam '89 ini menyajikan menu halal ya. Jadi buat sobat Muslim aman ya untuk nyicipin kuliner Imlek di kedai Ci Elis ini. Ci Elis sendiri hanya mengkonsumsi daging ayam, ikan dan udang. Daging merah seperti daging sapi, kambing bahkan babi tidak, bahkan untuk memasak hidangan kedai Ci Elis menggunakan minyak sayur biasa dan juga minyak wijen, tidak menggunakan minyak babi.
 "Saya membuat Bakpao halal dikarenakan saya sendiri  tidak mengonsumsi daging merah apapun, baik itu daging sapi, kambing, ataupun babi. Saya cukup mengonsumsi daging ayam, ikan, udang, itu baru bisa makan. Baso yang saya sediakan di sini pun terbuat dari daging ayam," ujar Ci Elis.
Pada saat Tahun Baru Imlek ini sebenarnya kedai tutup, tapi Ci Elis tetap membuka kedai Kopi Tiam '89 karena untuk melayani pengunjung yang datang ke vihara. Itupun Ci Elis tidak mempekerjakan karyawan, jadi semua ditangani sendiri bersama Mama Na Lun Nio, suami dan keluarganya. Pada hari biasa, tidak sedikit pengunjung dari komunitas sepeda di luar kota Bogor yang mampir di kedai Kopi Tiam '89 sebelum melanjutkan ke Bogor kota.

Ini dia kuliner Imlek halal di kedai Kopi Tiam '89

Di kedai Kopi Tiam '89 Ci Elis ini selain menyediakan kopi asli Sidakalang Medan, kopi Gayo Aceh, kopi Bogor, juga menyediakan aneka menu Imlek yang tentunya halal. Berikut menu Imlek kedai Kopi Tiam '89 yang wajib kalian coba, sobat mlaqumlaqu.

1. Nasi Goreng Kunyit

Nasi goreng kunyit resep Mama Na Lun Nio ini penampakannya seperti nasi kuning biasa. Tapi ketika saya cicipi, tekstur nasi goreng kunyit ini lebih kering dari pada nasi kuning biasa. Aroma kunyitnya terasa sekali karena nasi goreng kunyit ini memang dibuat dengan bumbu kunyit yang digongseng serta rempah-rempah lainnya. Kalau dulu ditambahin daun mengkudu, tapi sekarang hanya kalau ada permintaan khusus aja baru ditambahin daun mengkudu karena rasa dari daun mengkudu yang pahit, jarang orang yang suka walau bagus untuk kesehatan.

Nasi goreng kunyit ini diberi topping bawang goreng, telur dadar, irisan ketimun dan tentunya sambal goreng. Untuk rasa, sesuai dengan selera saya yang memang suka dengan kuliner yang menggunakan rempah-rempah. Seporsi nasi goreng kunyit ini dibanderol dengan harga Rp20.000.

2. Bakmie Ayam Homemade


Selain nasi goreng kunyit yang cukup laris dan banyak dipesan pengunjung, di kedai Kopi Tiam '89 juga menyediakan Bakmie ayam homemade. Mie yang dibuat sendiri oleh Ci Elis menjadikan tekstur mie-nya kenyal, lembut, tidak menggumpal dan tidak terlalu lembek juga. Walau topping Bakmie ayam ini tidak terlalu banyak, hanya tumisan daging ayam, sayuran dan daun bawang cincang tapi rasa mie-nya cukup enak dan gurih. Sebagai penyuka mie ayam, sobat mlaqumlaqu wajib cobain Bakmie ayam homemade di kedai Kopi Tiam 89 ini yang dihargai Rp22.000/porsi.

Makan mie di hari Imlek merupakan salah satu hidangan wajib yang dipercaya dapat membawa rejeki yang tidak putus-putus sepanjang tahun. Makanya makan mie ayam bagi yang merayakan Imlek menjadi suatu keharusan agar rejeki lancar terus.

3. Pangsit Kuah

Sama halnya dengan Bakmie ayam, begitu juga dengan Pangsit yang juga menjadi hidangan yang wajib ada di perayaan Imlek. Ci Elis juga menyediakan Pangsit kuah di kedai Kopi Tiam 89 dan tentunya dimasak sendiri. Makna makan pangsit di perayaan Imlek yaitu melambangkan kemakmuran, kekayaan dan kelimpahan rejeki. Sebisa mungkin di perayaan Imlek kita makan pangsit rebus sebanyak-banyaknya agar mendapatkan berkah dan rejeki yang berlimpah. Untuk seporsi Pangsit kuah ini dihargai sebesar Rp22.000 dengan kuah yang gurih asli dari rebusan tulang ayam yang direbus beberapa jam tanpa bahan pengawet dan MSG, hanya menggunakan kaldu jamur.

4. Bakpao Ayam, Kacang hijau, Kacang merah 

Kalau dari negara asalnya Tionghoa, Bakpao adalah makanan yang terbuat dari tepung seperti adonan roti yang dikukus dengan isian daging babi. Tapi di kedai Kopi Tiam '89, Cik Elis tidak membuat dan menjual bakpao daging babi melainkan dengan isian daging ayam, kacang hijau dan kacang merah. Lembut roti bakpao buatan Cik Elis ini dengan isian kacang merah yang ditumbuk halus dengan rasa manis yang tidak terlalu manis dan eneg. 

5. Jus Markisa dan buah hasil kebun 

Untuk minuman di kedai Kopi Tiam '89, saya rekomendasikan untuk sobat mlaqumlaqu mencicipi jus markisa yang segar. Jus markisa ini merupakan jus yang dipress dari buah markisa yang ditanam sendiri di kebun rumah keluarga Cik Elis. Buah markisa yang panen dikumpulkan dan dipress lalu disimpan di freezer untuk dapat dikonsumsi kemudian sebagai stok. Selain markisa di kebun kedai Kopi Tiam '89 ini juga terdapat buah pepaya, lemon California, sirsak juga nanas madu, kisaran harga jusnya antara Rp12.000-15.000.

6. Kopi lokal khas Kopi Tiam '89

Satu lagi yang sayang untuk dilewatkan yaitu kopi khas kedai Kopi Tiam '89 yang berasal dari biji kopi pilihan dari kopi Sidikalang Medan, Gayo Aceh, juga dari bogor sendiri. Rekomendasi untuk seduhan kopi di kedai Kopi Tiam '89 yaitu Kopi Sidikalang Gula Aren, dengan gula aren asli. Gula aren ini juga dijual dengan berat antara 1,3 - 1,5 kg dengan harga kisaran Rp70.000-80.000. Sedang untuk kopi Sidikalang Gula Aren dihargai Rp20.000 per gelasnya.

Nah sobat mlaqumlaqu, dari ke enam kuliner Imlek yang ada di kedai Kopi Tiam '89 ini mana nih yang pengen kalian coba untuk cicipi? atau bahkan ada sobat mlaqumlaqu yang udah pernah ke kedai Kopi Tiam '89 yang ada di Tojong, Bojong gede ini? Yuk share di komen, ya.





Berkunjung ke Vihara Buddha Tidur di Tahun Baru Imlek 2023

 Hai sobat mlaqumlaqu. Gong Xi Fa Chai,  Selamat Tahun Baru Imlek 2023 untuk sobat mlaqumlaqu yang merayakan. Akhirnya sobat mlaqumlaqu bisa kembali merayakan tahun baru Imlek pasca pandemi.

Perayaan tahun baru Imlek 2023 terlihat berbeda dari tahun sebelumnya. Kejadian pandemi Covid-19 yang melanda dunia, berimbas juga dengan terbatasnya kegiatan perayaan termasuk perayaan tahun baru Imlek. 


Tahun baru Imlek 2023 ini saya berkesempatan mengunjungi vihara di daerah Bogor, Jawa Barat tepatnya di Vihara Budha Dharma dan 8 Pho Sat atau dikenal juga dengan Vihara Budha Tidur. Lokasi Vihara Buddha Tidur ini berada di Jalan PWRI Kampung Jati, Jalan Raya Parung, RT.02/RW.06, Tonjong, Tajur Halang, Tonjong, Kec. Tajur Halang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. 

Vihara Buddha Tidur 

Vihara Buddha Dharma dan 8 Pho Sat atau Vihara Budha Tidur merupakan vihara yang dibangun oleh Andy Suwanto Dhanujaya pendiri sekaligus pembina Vihara Buddha Dharma dan 8 Phosat dan diresmikan tahun 2022.


Patung Buddha Tidur yang ada di dalam vihara ini panjangnya 18 meter dengan tinggi 5 meter. Patung ini merupakan salah satu Patung Buddha Tidur terbesar di Indonesia dan satu-satunya di Jawa Barat lho sobat mlaqumlaqu. Kalau selama ini kita tahunya patung Buddha Tidur itu adanya di Thailand, sekarang ngga perlu jauh-jauh ke Thailand karena di Bogor juga ada. 

Sebenernya posisi Buddha itu bukan tidur tapi sedang bersemedi, namun memang terlihat seperti orang tidur. Posisi tidur ini ternyata juga bagus diterapkan dalam posisi kita tidur karena miring ke kanan yang merupakan posisi terbaik untuk jantung karena tidak terbebani. 
 
Oiya,  sobat.. lokasi Vihara Buddha Tidur ini berada jauh dari jalan besar,  namun begitu akses menuju vihara cukup mudah dengan jalanan yang cukup bagus untuk dilewati kendaraan bermotor. 

Untuk menuju lokasi Vihara Budha Tidur ini saya bersama rekan-rekan Kompasianer bertemu di stasiun Bojonggede dan lanjut menaiki mobil yang dipesan via aplikasi online. Jarak yang kami tempuh sekitar 20 menit dari stasiun Bojonggede. 

Sesampai di lokasi vihara, di halaman terlihat stand penjual makanan dan minuman serta berbagai produk UMKM. Pihak vihara memberikan ijin mereka untuk membuka stand menyambut Tahun Baru Imlek. Bisa dipastikan pengunjung vihara akan meningkat baik dari penganut agama Budha dan wisatawan yang hendak berkunjung. 

Di dalam vihara selain terdapat patung Buddha Tidur juga terdapat stupa seperti stupa di candi Borobudur yang berada tepat ketika memasuki pintu gerbang utama vihara. 

Masuk ke dalam lagi barulah kita melihat ruangan tepat berada patung Buddha Tidur. Dibelakangnya terbentang pemandangan gunung beserta pohon Bodhi. Sedang di sisi kanan kiri terdapat patung -patung Buddha kecil (miniatur) yang merupakan kenang-kenangan dari para donatur. 

Di perayaan tahun baru Imlek ini lilin-lilin dan dupa dinyalakan.  Sesajian berupa buah-buahan, aneka kue khas Imlek juga tersedia. Sementara di bagian samping kiri dari pintu masuk terdapat altar-altar 8 Pho Sat yang juga dipakai untuk umat Buddha melakukan prosesi. Dinamakan 8 Pho Sat karena merupakan perwujudan dari 8 ajaran Buddha yang berarti  "Yang Tertinggi dan Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna”.















Cara Murah Naik Kereta Lokal dari Jakarta ke Bandung PP

 Hola sobat mlaqumlaqu, siapa yang suke bepergian dengan kereta api? Kereta api jadi salah satu transportasi umum favorit saya terutama untuk perjalanan jauh. Selain tiketnya terjangkau, pilihan waktu keberangkatan dan juga jenis keretanya juga sangat variatif. Apalagi kereta api mempunyai jalur khusus, jadi bisa lebih menghemat waktu karena terhindar dari kemacetan dibanding dengan kendaraan umum lain, bus misalnya.

Sejak saya mulai kuliah di luar Jakarta, kereta menjadi transportasi pilihan utama saya ketika hendak pulang. Apalagi dulu saya jarang bepergian jauh, jadi menggunakan kereta memberikan rasa aman buat saya dan juga orang tua saya yang melepas anak putrinya bepergian jauh sendirian. Ditambah lagi sekarang kereta api mengalami perubahan yang sangat pesat dibanding ketika saya kuliah dulu. Di setiap relasi dan jenis kereta baik itu kereta commuter line atau KRL, kereta jarak jauh maupun kereta lokal fasilitas pendingin udara selalu ada. Kebersihan dan keamanan setiap gerbong juga terjamin dengan adanya petugas kebersihan dan keamanan yang standby.

Begitu pula dengan harga tiket yang tersedia juga variatif tergantung relasi mana yang akan sobat pilih untuk stasiun tujuannya. Seperti ketika saya bepergian ke Bandung dari Jakarta atau sebaliknya ke Jakarta dari Bandung. Beberapa kali saya sudah mencoba naik kereta tujuan Bandung, baik yang ekonomi maupun yang eksekutif. Nah ternyata ada nih cara yang lebih murah naik kereta lokal dari Bandung menuju Jakarta. 

Cara murah naik kereta lokal dari Jakarta ke Bandung 

Beberapa waktu lalu, saya ada kerjaan ke Bandung dan seperti biasa saya menggunakan kereta. Namun kali ini saya ingin mencoba menggunakan kereta lokal menuju Bandung. Emang bisa ya? Bisa donk, sob dan tau gak biayanya lebih murah lho. Tapi kalian harus menyiapkan waktu lebih karena akan melakukan transit dari beberapa stasiun. Ok, lets start the trip.

Perjalanan saya di mulai dari stasiun Manggarai menuju stasiun Cikarang, stasiun terdekat dengan tempat tinggal saya. Untuk itu kalian harus menyediakan kartu elektronik seperti kartu Commet dari PT KAI, Jaklingko Pemda DKI Jakarta, Flazz BCA, Emoney Mandiri, Brizz BRI dan masih banyak lagi agar dapat membayar tiket kereta dengan mentap kartu di pintu masuk. Selain kartu elektronik, kita juga dapat menggunakan aplikasi pembayaran untuk memasuki stasiun dan menggunakan kereta KRL.

Dari stasiun Manggarai, saya menuju jalur 6 atau 7 jurusan Cikarang di mana perjalanan dari Manggarai menuju Cikarang memakan waktu sekitar 45 menit. Setiba di stasiun Cikarang saya menuju pintu keluar dan mentap kartu elektronik serta bergegas menuju loket kereta lokal untuk membeli tiket kereta Walahar Ekspress jurusan Cikarang-Purwakarta sebesarRp4.000. Selain membeli tiket di loket, kita juga dapat membeli tiketnya secara online melalui aplikasi KAI Access. Perjalanan dari Cikarang menuju Purwakarta sekitar 1 jam 40 menit. Sepanjang perjalanan saya disuguhi pemandangan persawahan yang menyejukkan mata. Buat yang suka bikin konten foto atau video, gak usah khawatir kehabisan batere gawainya karena kereta Walahar Ekspress ini menyediakan colokan di tiap baris tempat duduk.

Setiba di stasiun Purwakarta jam menunjukkan pukul 13.02 sedangkan kereta selanjutnya yang akan membawa saya menuju stasiun Bandung itu jam 16.10. Cukup waktu untuk makan siang dan berkeliling mengeksplore Purwakarta dan sekitarnya. Pukul 15.00 loket dibuka saya segera mengantri untuk membeli tiket kereta Garut Cibatuan seharga Rp8.000. Oiya, tiket kereta lokal ini kita bebas memilih tempat duduknya, ya sob. Untuk jenis tempat duduknya yaitu 2-2 dan 3-3 berhadapan. 

Perjalanan menuju stasiun Bandung ini memakan waktu sekitar 2 jam 50 menit dengan berhenti di stasiun Stasiun Ciganea, Stasiun Sukatani, Stasiun Plered, Stasiun Cikadongdong, Stasiun Rendeh, Stasiun Maswati, Stasiun Sasaksaat, Stasiun Cilame, Stasiun Padalarang, Stasiun Cimahi, Stasiun Cimindi, dan  Stasiun Bandung. Total perjalanan saya mulai dari stasiun Manggarai hingga stasiun Bandung berikut transit kurang lebih 8 jam dengan total biaya tiket kereta Rp17.000, cukup murah gak sih?

Bandung Jakarta naik kereta lokal cuma Rp17 ribu

Nah kalo sebaliknya gimana nih sobat mlaqumlaqu? Yup, saya kembali mencoba menggunakan kereta lokal untuk kembali ke Jakarta, namun kali ini saya sudah memesan tiketnya secara online melalui aplikasi KAI Access. Untuk menggunakan kereta lokal Garut Cibatuan ini saya menaikinya dari stasiun Kiara Condong, lokasi terdekat dengan saya tinggal sewaktu di Bandung dengan tiket sebesar Rp8.000. Dari stasiun Kiara Condong kereta Garut Cibatuan ini akan berhenti di berhenti di stasiun Cikudapateuh, Bandung, Cimindi, Cimahi, Padalarang, Cilame, Sasaksaat, Maswati, Rendeh, Cikadongdong, Plered, Sukatani, Ciganea dan berakhir di stasiun Purwakarta.

Saya memilih jam keberangkatan siang hari pukul 13.40 dengan perjalanan sekitar 3 jam 15 menit untuk tiba di stasiun Purwakarta. Harapannya di siang hari itu saya akan dapat menikmati pemandangan yang menyegarkan mata. Oiya, sob..walaupun kereta Garut Cibatuan ini termasuk kereta lokal jenis ekonomi tapi peminatnya cukup banyak karena hampir di tiap stasiun kereta berhenti ada saja penumpang yang naik dan turun.

Sesampai di Purwakarta saya kembali turun untuk menscan tiket kereta online Walahar Ekspress yang saya beli sebelumnya sebesar Rp4.000 dengan tujuan Purwakarta-Cikarang. Beruntungnya saya tetap mendapatkan tempat duduk walaupun penumpang saat itu penuh. Selang keberangkatan kereta Walahar Ekspress dengan tibanya kereta Garut Cibatuan tidak begitu lama sekitar 30 menit. Pukul 19.10 atau 1 jam 25 menit kemudian kereta Walahar Ekspres yang saya tumpangi berhenti di stasiun Cikarang. Bergegas saya keluar pintu dan berpindah ke jalur KRL setelah sebelumnya mentap kartu elektronik untuk menaiki kereta KRL jurusan Manggarai. Total perjalanan saya dari stasiun Kiara Condong ke stasiun Manggrai sekitar 5 jam, lebih cepat karena transit yang cepat dibanding ketika dari Manggarai menuju Bandung. Sedang biaya yang saya keluarkan untuk tiket kereta lokal yaitu sebesar Rp17.000, jadi perjalanan pergi pulang Jakarta Bandung hanya Rp34.000, murah gak sob? Ada yang mau coba juga?




5 Makanan Khas Kudus yang Bikin Kangen

 Halo sobat mlaqumlaqu, pripun kabare? Wuih tumben banget ya saya menyapa pakai bahasa Jawa,hehehe. Sekali-kali nggak papa ya menyapa sobat semua dengan bahasa Jawa walau cuma di awal aja. Bagaimanapun saya keturunan Jawa, almarhum bapak saya berasal dari Kudus, Jawa Tengah dan almarhum ibu saya berasal dari Kebumen, Jawa Tengah. Tapi saya tetap Warga Negara Indonesia dan cinta Indonesia tanpa membeda-bedakan suku bangsa.

Ngomongin soal kota Kudus nih, saya lagi kangeeennn banget dengan kota asal bapak saya tersebut. Udah puluhan tahun saya nggak berkunjung ke kota Kudus. Terakhir kali tuh kalo nggak salah sewaktu saya masih kuliah di Jogja dan itu udah lama banget, sob. Saya ingat banget, kalau lagi main ke Kudus tuh almarhum Pakde saya suka banget ngajak saya keliling nyobain makanan khas Kudus.

Kebetulan sekali beberapa waktu lalu diadakan Kudus Festival di Museum Satria Mandala, Jakarta. Di acara tersebut berkumpul warga Kudus yang ada di Jakarta dan sekitarnya juga digelar beragam acara termasuk juga hidangan khas Kudus dan aneka kerajinannya. Tentu saja kesempatan ini tidak saya sia-siakan, mumpung saya lagi kangen-kangennya dengan kota kelahiran almarhum bapak dan juga kangen makanan khas kota Kudus.

5 Makanan khas Kudus yang bikin kangen

Di acara Kudus Festival yang digelar selama 2 hari ini menghadirkan UMKM kota Kudus dengan aneka macam produk, mulai dari makanan khas Kudus, kerajinan produk UMKM, talkshow kuliner hingga pentas seni dan budaya yang ditampilkan. Ada banyak sekali kuliner atau makanan khas kota Kudus, Alhamdulillah yang saya kangenin itu ada, yaitu antara lain:

1. Soto Kudus atau soto kerbau

Soto Kudus ini terkenal banget sebagai makanan khas kota Kudus dan menjadi favorit saya sejak kecil. Dulu almarhumah ibu sering banget masak soto Kudus dan beliau belajar dari almarhumah nenek, ibu dari almarhum bapak. Soto Kudus tuh kuahnya bening, biasanya dihidangkan dalam mangkuk kecil dengan nasi di dalamnya. Selain tauge, daun bawang, dan bawang putih goreng, yang menjadi ciri khasnya yaitu daging kerbau. Ada sejarahnya kenapa soto Kudus menggunakan daging kerbau dan bukan daging sapi seperti soto lainnya. Singkat cerita pada jaman Sunan Kudus, beliau menghormati rakyatnya yang masih beragama Hindu yang tidak memakan daging sapi, maka digantilah dengan daging kerbau.

2. Nasi opor sunggingan

Pakde dulu cerita bahwa nasi opor sunggingan ini merupakan makanan favorit anggota keluarga Sunan Kudus. Biasanya nasi opor sunggingan ini jadi hidangan utama di acara tradisi jamasan keris Sunan Kudus di Menara. Yaitu tradisi penyucian atau pembersihan peninggalan Sunan Kudus, salah satu hidangannya yaitu nasi opor sunggingan ini. Uniknya lagi opor ini dimasak dengan dibakar oleh karena itu opor sunggingan di kenal juga dengan Opor Gosong.

Nasi opor sunggingan yaitu nasi yang diberi potongan daging ayam yang disiram dengan kuah opor dan sambal goreng tahu. Biasanya dihidangkan dalam pincuk daun dan sendok suru yang terbuat dari daun pisang.

3. Nasi pindang kerbau

Nasi pindang kerbau ini tampilannya seperti rawon berwarna gelap karena menggunakan bumbu kluwak. Potongan daging kerbau yang empuk diberi siraman santan encer dan ditambah daun melinjo muda. Duh kalau udah ketemu nasi pindang kerbau ini bikin selera makan auto naik dan jadi nambah.

4. Nasi jangkrik daun jati

Masih menggunakan daging kerbau sebagai isian dari nasi jangkrik yang dimasak selama kurang lebih empat jam agar empuk dan bumbu meresap. Bumbu yang digunakan yaitu cabai, bawang putih, lengkuas, santan yang dimasak bersamaan. Uniknya nasi jangkrik ini dibungkus dengan menggunakan daun jati dan diikat tali jerami.

5. Garang asem

Kalau mendengar kata Garang asem, banyak yang membayangkan makanan berkuah coklat dengan isi potongan daging ayam yang asam, segar, manis. Tapi berbeda dengan Garan asem khas Kudus yang merupakan makanan berupa potongan daging ayam yang dibumbui dengan irisan belimbing sayur, tomat, cabe hijau, daun salam dan lengkuas dan dibungkus daun pisang.

Selain menghadirkan ke lima masakan khas Kudus yang jadi favorit saya ini, di acara Kudus Festival itu juga terdapat aneka camilan khas Kudus seperti kopi khas Gunung Muria, jenang Kudus, geplak, hawuk-hawuk, tape ketan, ladu, madu mongso, dan es gempol pleret. Adapun produk UMKM yang hadir yaitu kain batik dengan motif khas Menara Kudus, kebaya dan kemeja yang dibordir, juga aneka produk kerajinan dari kayu seperti biola.

Nah sobat mlaqumlaqu, dari ke lima jenis makanan khas kota Kudus ini, mana nih yang udah pernah kalian cicipi dan jadi favorit kalian, sob? Share yuk di kolom komen.


7 Spot Foto Instagramable dan Gratis di Sepanjang Jalan Sudirman, Jakarta Pusat

 Hai sobat mlaqumlaqu, apa kabar? Ada yang suka hunting spot foto untuk diposting di sosial media? Saya juga suka nih, sob..apalagi kalo spot fotonya itu gratis dan mudah dijangkau dengan transportasi umum. Jadi selain ada urusan atau keperluan di tempat tersebut, bisa sekalian mengumpulkan stok foto untuk keperluan konten.

Di Jakarta sendiri ada banyak spot foto yang menarik untuk dikunjungi dan cukup viral. Biasanya kalau masih viral, akan banyak pengunjung yang mendatangi lokasi spot foto tersebut untuk berswa foto. Sebut saja sky deck atau anjungan yang ada di atas halte Bunderan HI yang sebulan lalu resmi dibuka dan banyak dikunjungi. 

Selain sky deck halte Bunderan HI, masih ada beberapa lokasi yang berada di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat. Kali ini saya rekomendasikan 7 spot foto instagramable dan gratis yang cocok untuk berswa foto dan diposting di sosial media sobat semua.

7 Spot Foto Instagramable dan Gratis di Jalan Sudirman, Jakarta

Jalan Jenderal Sudirman yang membentang sepanjang kurang lebih 4km ini berada di perbatasan antara wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Mulai dari Dukuh Atas, Tanah Abang, Jakarta Pusat hingga Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Saya mulai spot pertama dari arah Senayan hingga di Bunderan HI.

1. Hutan Kota GBK

Hutan kota yang berada di area Gelora Bung Karno, Senayan ini menjadi alternatif masyarakat untuk melakukan aktifitas di ruang terbuka. Di hutan GBK ini kita dapat menikmati pepohonan diantara gedung-gedung pencakar langit. Walaupun tidak dipungut bayaran alias gratis tapi fasilitas di hutan kota GBK ini cukup memadai, seperti tersedianya mushola, toilet, jogging track dan juga beberapa stand penjual makanan dan minuman.


Pengunjung diperbolehkan membawa makanan dan minuman ke dalam area hutan kota GBK, tapi diharapkan dapat turut menjaga kebersihan di area tersebut. Untuk menjangkau lokasi hutan kota GBK ini pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi dan tersedia lahan parkir di sekitar area hutan kota GBK atau bisa juga dengan menggunakan transportasi umum seperti TransJakarta dan MRT serta turun di halte atau stasiun GBK.

2. JPO Karet Pinisi

Dari hutan kota GBK yang berada di Senayan, sobat dapat lanjut nih ke arah Sudirman Karet, tepatnya lokasi spot foto ke dua yaitu JPO Karet Pinisi. Kalau sobat menggunakan transportasi umum bus TransJakarta atau MRT kalian dapat berhenti di halte TransJakarta Karet Sudirman atau di stasiun Bendungan Hillir.

JPO atau Jembatan Penyebrangan Orang yang berada di Karet Sudirman ini merupakan salah satu JPO yang banyak dikunjungi masyarakat karena berdisain unik terinspirasi dari kapal Pinisi. Bentuk kapal Pinisi terlihat di bagian atas di anjungan atau sky deck JPO tersebut. Dengan dikelilingi gedung pencakar langit, JPO Karet Pinisi ini menjadi spot foto yang sayang untuk dilewatkan, apalagi di malam hari dengan lampu-lampu hias yang meneranginya.

3. Chillax

Tidak jauh dari JPO Karet Pinisi, kalau sobat berjalan kaki menuju arah Monas, sobat akan bertemu dengan salah satu tempat nongkrong atau hangout warga Jakarta yang sedang viral. Yup, Chillax namanya, salah satu area komersil yang memiliki konsep seperti di Eropa dengan berbagai sudut yang artistik dan instagramable. 

Area komersil Chillax ini diisi oleh 25 tenant F&B dan juga ruang fungsional seperti aula yang dapat disewa oleh pengunjung untuk berbagai kegiatan. Untuk mencapai area komersil ini sobat dapat menggunakan transportasi MRT dan turun di stasiun Setiabudi Astra.

4. Terowongan Kendal dan area MRT Dukuh Atas

Ada yang tahu lokasi Citayem Fashion Week yang sempat viral beberapa bulan lalu di area stasiun MRT Dukuh Atas? Di lokasi tersebut terdapat spot foto yang ramai dikunjungi pengunjung dan bahkan menjadi salah satu catwalk dadakan. Area stasiun MRT Dukuh Atas mendadak heboh dan dikenal dengan sebutan Citayem Fashion Week dengan adanya keberadaan Jeje dan Bonge serta teman-temannya yang berlaga bak model untuk unjuk gigi dengan cara mereka berpakaian.

Selain area MRT Dukuh Atas, sobat mlaqumlaqu dapat menemukan Terowongan Kendal yang juga sering dijadikan spot foto dan ajang kreatifitas seni. Lokasi Terowongan Kendal ini berada di antara area stasiun MRT Dukuh Atas dan stasiun KRL Sudirman dan stasiun bandara BNI City. Sangat mudah untuk mencapai lokasi tersebut dengan adanya stasiun MRT, stasiun KRL dan tentunya halte TransJakarta Tosari.

5. Skydeck Halte Tosari dan Bunderan HI

Direvitalisasinya beberapa halte TransJakarta termasuk diantaranya halte Tosari dan Bunderan HI. Kedua halte tersebut dibangun dengan lebih megah dan sama-sama memiliki skydeck atau anjungan yang menghadap area Bunderan HI. Skydeck ini mampu menyedot animo masyarakat untuk mengunjungi dari dekat untuk berswa foto baik sendiri, berdua bahkan juga rombongan.

Menyuguhkan pemandangan gedung-gedung dan juga beberapa hotel di area tersebut serta Patung Selamat Datang membuat sayang untuk tidak mengabadikannya. Apalagi bila menjelang senja dihiasi semburat sinar matahari terbenam dan berganti dengan cahaya lampu membuat pemandangan di skydeck halte Tosari dan Bunderan HI menjadi semakin indah. Untuk menjangkau kedua skydeck ini kita harus memasuki halte dengan menggunakan kartu elektronik, karena lokasi skydeck ini berada di dalam halte TransJakarta.


6. Bunderan Hotel Indonesia (HI)

Siapa yang nggak kenal Bunderan HI, salah satu icon kota Jakarta yang setiap minggu dengan car free day nya ini hampir selalu dipadati pengunjung untuk melakukan kegiatan di ruang publik baik itu berolahraga, berjualan maupun melakukan berbagai aksi seni dan lainnya.
Bunderan HI tidak pernah sepi dari pengunjung, baik yang hanya sekedar datang untuk duduk santai atau sekedar melintas untuk melanjutkan perjalanan. Bunderan HI terlalu sayang untuk dilewatkan untuk berswa foto dan di Bunderan HI juga saya bertemu dengan salah satu fotografer jalanan yang mengais rejeki dengan menawarkan jasanya.

7. Sarinah

Tidak jauh dari Bunderan HI terdapat salah satu gedung pusat perbelanjaan pertama di Indonesia yang dibangun di masa pemerintahan Presiden RI Pertama Bung Karno. Sarinah, merupakan gedung pusat perbelanjaan pertama yang namanya diambil dari nama ibu pengasuh Bung Karno. Berdiri tahun 1962, Sarinah yang telah mengalami renovasi ini akhirnya dibuka kembali pada Maret 2022 lalu dan menjadi satu-satunya mal atau pusat perbelanjaan pertama yang berstatus cagar budaya.
Penampakan gedung Sarinah kini terlihat lebih fresh,modern tapi tetap tidak menanggalkan kesan heritage. Di dalam gedung Sarinah ini terdapat eskalator pertama di Indonesia, relief Presiden RI Bung Karno dan juga kolam pantul yang menjadi spot foto instagrmabale. Banyak ruang terbuka di gedung SArinah ini yang dpaat dimanfaatkan oleh pengunjung, salah satunya adanya skydeck untuk pergelaran dan ruang amphiteater.

Nah sobat mlaqumlaqu, dari ke 7 spot foto ini, sudah berkunjung dan berswa foto di mana saja?



5 Objek Wisata Anti Mainstream di Kota Bogor

 Hai sobat mlaqumlaqu, apa kabar? Ada yang suka jalan-jalan ke kota Bogor? Kalo lagi gabut aka iseng saya suka naik kereta ke Bogor. Selain perjalanannya singkat, cuma 1 jam naik kereta dari Manggarai, kereta KRL commuter pun beroperasi hingga malam, sekitar jam 23.30 WIB. Lumayanlah travelling tipis-tipis ke Bogor buat sekedar me time.

Baca juga: One day trip to Merak naik kereta lokal

Sesampainya di Bogor, biasanya gak banyak tempat yang saya kunjungi. Menikmati sejuknya Kebun Raya dan rindangnya pepohonan atau kulineran di Surya Kencana. Tapi ternyata ada tempat wisata yang bisa dieksplor dan lebih seru lagi lho,  yaitu kampung wisata. 

Beberapa bulan lalu saya berkesempatan berkunjung ke Pulo Geulis, Kampung Batik, Kampung Labirin dan Kampung Perca dalam acara Koteka, yaitu komunitas traveller Kompasiana. 

Ini dia 5 objek wisata anti mainstream di Bogor

Berangkat dari stasiun Manggarai pukul 7.30, satu jam kemudian saya tiba di titik kumpul di pintu luar stasiun Bogor, yang dekat sekali dengan alun-alun Bogor. Alun-alun Kota Bogor sekarang ini semakin cantik setelah mengalami renovasi, seingat saya dulu ada taman di dalam alun-alun ini namanya Taman Topi. Alun-alun kota Bogor banyak dimanfaatkan warga sekitar dan bahkan dari berbagai daerah sekitar Bogor untuk berkumpul bersama keluarga karena lokasinya yang bersebelahan dengan stasiun Bogor. Kebetulan sekali pada hari itu sedang diadakan pameran bunga, buah dan kuliner.

Kalo ngomongin wisata Bogor, pasti nggak asing dengan wisata kuliner di Surya Kencana atau dikenal dengan SurKen atau ke Kebun Raya Bogor. Belum lagi Factory Outlet yang menjamur yang menjajakan aneka produk fashion. Namun ternyata selain wiskul di SurKen, Bogor juga mempunyai destinasi wisata lain yaitu kampung wisata. Seiring dengan makin berkembangnya desa wisata, Bogor pun tidak mau ketinggalan. Walikota Bogor bersama Disparbud Kota Bogor mulai membangun kampung wisata yang selain untuk menambah destinasi wisata yang ada juga sekaligus mendukung pelaku usaha kreatif lokal (UMKM) untuk bangkit. 

Dalam trip kali ini juga menggandeng pelaku UMKM kuliner seperti toko kue Jumpa Bogor yang menjual aneka kue, wingko lembut buatan Gift by Cassandra dan Sirop Sari Pala minuman dengan cita rasa asli buah pala. 



Baca juga: Camilan roti enak Khasanah Sari

Seperti yang dijelaskan bapak Wawan perwakilan dari Disparbud Kota Bogor bahwa pemerintah daerah sangat mendukung sekali pelaku usaha kreatif untuk bangkit dan maju bersama pariwisata kota Bogor. 

Dipandu oleh kang Arif dari Komunitas Wisata Bogor, kami mulai berjalan menuju bus Uncal, salah satu transportasi wisata kota Bogor yang beroperasi setiap hari Jumat, Sabtu dan Minggu untuk warga dan pengunjung kota Bogor. 

Nama Uncal untuk bus wisata kota Bogor diambil dari bahasa Sunda yang artinya rusa, penampakannya seperti bus wisata Bandros kota Bandung, infonya sih memang bus wisata Uncal ini disediakan oleh pemerintah kota Bandung untuk kota Bogor. 

1. Cari Batik di Kampung Batik Cibuluh

Dengan menaiki Uncal kami mengunjungi destinasi pertama yaitu Kampung Batik Cibuluh yang berada di Jl. Neglasari, Kelurahan Cibuluh, Bogor Utara. Di Kampung Batik Cibuluh ini kami dipandu oleh Kak Anya dan Kak Ayu dan siap mengunjungi para perajin batik yang kebanyakan ibu rumah tangga. Selain membatik tulis, mereka juga membuat batik cap yang dari segi harga dan pengerjaannya tentu saja berbeda. Oiya sobat mlaqumlaqu kampung batik Cibuluh ini berdiri sejak 24 Agustus 2019, memang masih baru namun diharapkan dengan keberadaan kampung batik ini dapat membangkitkan pariwisata di Bogor khususnya di Cibuluh.

Di Kampung Batik Cibuluh ini kami menghampiri sekaligus melihat proses pembuatan batik tulis dan cap di Batik Sedulur, Batik Pancawati, Batik Melangit dan Batik Bumiku. Rencananya sih akan berkunjung ke beberapa pembuatan batik lagi, tapi berhubung waktu yang sempit dan harus mengejar destinasi wisata lain jadi kami hanya sempat mengunjungi 4 pembuatan batik tersebut. Uniknya lagi di Kampung Batik Cibuluh ini, sepanjang jalan kami menemukan mural-mural batik yang dibuat oleh warga sebagai penanda bahwa pengunjung memasuki kawasan Kampung Batik Cibuluh.

2. Ada Klenteng tertua di kota Bogor di Pulo Geulis

Setelah mengunjungi Kampung Batik Cibuluh, kami bergerak kembali menggunakan bus wisata Uncal menuju kampung wisata Pulo Geulis. Pulo Geulis ini terletak di Kecamatan Babakan Pasar, kota Bogor. Berada di tengah aliran sungai Ciliwung yang debit airnya cukup tinggi dan cocok untuk berwisata arung jeram atau rafting. Kondisi sungai dan airnya juga cukup bersih dan sebelum memasuki kampung wisata Pulo Geulis ini kami melewati jembatan.

Selain dialiri sungai Ciliwung, kampung Pulo Geulis ini juga dikenal dengan sebutan kampung toleransi karena keberagaman keyakinan warganya. Terkenal dengan percampuran etnis Tionghoa dan Sunda sejak dahulu kala, Pulo Geulis ini mempunyai klenteng tertua di kota Bogor yaitu klenteng Phan Ko Bio yang ditemukan kembali di tahun 1703. Bisa diitung deh berapa umur klenteng Phan Ko Bio ini namun keberadaannya tetap terawat.


Di klenteng Phan Ko Bio ini menerima berbagai umat beragama yang hendak berdoa, termasuk disediakannya mushola untuk pengunjung yang beragama Islam beribadah. Itulah sebabnya kampung di Pulo Geulis ini terkenal dengan sebutan kampung toleransi.

Selesai menyusuri kampung Pulo Geulis dengan aliran sungai Ciliwungnya, kami kembali bergerak menuju destinasi berikutnya yaitu Kampung Labirin. Dari namanya, sepertinya kita harus berhati-hati nih supaya nggak nyasar ke dapur rumah orang saking banyaknya cabang di perkampungan ini. 

3. Nyasar asyik di kampung Labirin

Memasuki kampung Labirin, kami disuguhi oleh atraksi permainan angklung anak-anak usia sekolah dasar yang pada saat ada acara atau kunjungan wisatawan, merekalah yang menyambut para tamu. Tidak dibutuhkan panggung di kampung Labirin ini, karena panggung mereka untuk beratraksi adalah jalanan yang biasa mereka lalui. 


Selain angklung, anak-anak juga mendapatkan latihan menari yang dibimbing oleh pelatih tari dari warga setempat, bahkan para guide yang bertugas memandu kami juga merupakan warga asli kampung Labirin.

Di kampung Labirin ini juga kami dikenalkan dengan para perajin usaha kuliner kerupuk/emping jengkol. Usaha rumahan yang dilakukan ibu-ibu ini cukup membantu perekonomian mereka. Kerupuk/emping jengkol ini bahkan sudah sampai diekspor ke negeri Belanda, lho. 


Dipandu oleh guide lokal kak Ade dan kak Deni dijelaskan bahwa kampung Labirin yang berada di wilayah Kebon Jukut atau disebut juga dengan KeJu ini menjadi destinasi wisata unik oleh Disparbud Kota Bogor yang juga dibantu oleh swasta sebagai bagian dari program CSR mereka.

4. Maksi di tengah sawah AEWO Mulyaharja

Jam sudah menunjukkan lewat pukul 14.00 WIB, pantesan aja perut sudah bernyanyi keroncongan minta diisi. Lepas dari kampung Labirin, kami bergegas menuju Argo Eduwisata Organik Mulyaharja sebagai lokasi kami makan siang. Kebayang nggak sih makan siang di tengah hamparan sawah dengan angin sepoi-sepoi, apalagi menunya menu khas Sunda yang gak jauh dari sambal dan lalapan...duuh ngebayanginnya udah menetes nih air liur hehehe.

Masih menaiki bus wisata Uncal, kami menuju lokasi makan siang. Bus memasuki Bogor Nirwana Residence menuju lokasi persawahan Mulyaharja dan disambung dengan angkot karena jalan menuju lokasi tidak dapat dilalui bus wisata Uncal. Namun perjalanan ini terbayar setelah melihat hamparan sawah yang luas dan tentunya menu masakan yang sudah tersedia di saung di tengah sawah.

Kampung wisata tematik yang berada di Harjamulya, Bogor Selatan ini dibangun dengan konsep agro wisata sekaligus sebagai wisata pendidikan. Itulah mengapa Harjamulya ini mengusung prinsip Agro Eduwisata Organik. Di Harjamulya ini pengunjung selain mendapatkan suasana pedesaan dengan hamparan sawah, tapi juga dapat mempelajari imu organik seperti mengolah sampah menjadi pupuk organik. 

Kegiatan lain yang dapat dilakukan yaitu menanam padi, berkebun, trekking, bersepeda, bahkan juga bermalam di rumah warga. Untuk tiket masuk kampung tematik Mulyaharja ini yaitu sebesar Rp10.000 dengan jam operasional dari pukul 8.00-16.00 WIB. Hari menjelang sore dan kami pun harus segera melanjutkan perjalanan menuju destinasi terakhir yaitu Kampung Perca yang berada di Tajur yang juga terkenal dengan sentra penjualan tas.

5. Kampung Perca

Adalah ibu Nining Sriningsih yang mengawali kegiatan memanfaatkan sisa bahan kain menjadi benda yang bermanfaat dan bernilai jual di Kampung Perca yang berada di kawasan Sindangsari, Tajur ini. Beliau menggerakkan ibu-ibu yang mempunyai keahlian menjahit berkumpul dan berbagi ilmu kepada ibu-ibu yang lain. 

Alhamdulillah kegiatan ini didukung oleh bapak Mardiantosebagai pemilik tempat kursus jahit dan konveksi yang mempersilakan tempat jahitnya untuk ibu-ibu warga Sindangsari belajar menjahit, bahkan beliau menyediakan sisa bahan kain konveksinya untuk dipakai.


Bukan itu saja, dukungan masih terus berlanjut dari ibu Enny Wulan yang juga Ketua TP PKK yang mempunyai pengalaman di bidang fashion. Beliau memberi arahan dan mengajarkan ibu-ibu warga Sindangsari untuk membuat kerajinan dari sisa bahan kain atau perca ini. 

Dari kegiatan ini mereka dapat membuat berbagai benda hasil kerajinan seperti seprei, selimut, tas, baju, ikat kepala, bunga dan masih banyak lagi. Selain membuat kerajinan dari kain perca, salah satu warga juga membuat olahan minuman herbal. Ketika kami berkunjung, kami juga disuguhi minuman herbal dari buah pala yang juga menjadi salah satu usaha rumahan warga di kampung Perca ini. 

Bir Petok yang kalau di Jakarta rasanya mirip dengan minuman khas Betawi bir pletok, kemungkinan berbahan sama yaitu rempah-rempah. Minuman herbal yang menyegarkan tenggorokan dan juga tubuh setelah lelah seharian mengeksplor kampung wisata di kota Bogor.

Penutup yang mengesankan dari trip bareng Koteka hari itu, namun sayangnya hari menjelang senja dan kami harus mengakhiri perjalanan kami di Kampung Perca ini. Sungguh suatu pengalaman yang berharga dan berkesan dapat mengeksplor kota Bogor dan ternyata jalan-jalan bareng itu #LebihSeruDiKotaBogor


Disclaimer: Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Eksplor Bogor bareng Koteka, mulai dari naik Uncal hingga ke Kampung Batik (part 1)" dan "Koteka Trip: Hati-hati Nyasar di Kampung Labirin dan Nikmatnya Makan Siang di Mulyaharja (part 2-end)".