Nyobain Menu yang Ada di Kafe L Perpusnas

Hai sobat mlaqumlaqu, apa kabarnya nih? Buat sobat yang suka ke perpustakaan, tau donk dengan Perpustakaan Nasional aka Perpusnas yang ada di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, tepatnya di sebrang parkir IRTI Monas. Gedung Perpusnas yang sudah berdiri sejak 2017 ini jadi salah satu tempat favorit saya dan anak-anak. Bukan saja menyediakan aneka buku bacaan mulai dari buku ilmiah, fiksi dan non fiksi hingga bacaan anak-anak, tapi juga karena fasilitas yang disediakan di Perpusnas termasuk paket lengkap.

Gimana gak lengkap coba, mulai dari fasilitas toilet yang terpisah di tiap lantai dan juga lobby masuk, ada mesjid di lantai 6 dan mushola di lantai 9, ada kantin di lantai 4, kafe di lantai 1, bahkan ada studio musik di lantai 8, dan  fasilitas multimedia  khusus peneliti di lantai 3 juga ruang musik gamelan Jawa juga ada. Mantap kan, sob?

Baca juga: Fasilitas Studio Musik dan Ruang Gamelan di Perpusnas

Nah kali ini saya mau ngomongin tentang kafe L yang berada di lantai 1 atau lobby dalam. Senangnya nongkrong di Perpusnas ini ya kayak gini, kalo lapar gampang, tinggal pilih aja mau ngisi perut di mana. Baik kantin di lantai 4 atau kafe L di lantai 1 punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tapi keduanya sama-sama bisa mengenyangkan hehehe.

Baca juga: Layanan Multimedia Khusus untuk Peneliti di Perpusnas

Lokasi kafe L Perpusnas


Kafe L di Perpusnas ini menempati posisi di sebelah kanan ketika kita memasuki pintu lobby lantai 1 bersebelahan dengan pintu keluar belakang. Oiya, prosedur untuk dapat memasuki gedung Perpusnas sangat mudah, kok. Kalo dulu kita harus mendaftar online, tapi sekarang gak perlu lagi, yang penting kita sudah memenuhi syarat divaksinasi Covid-19 dan mematuhi protokol kesehatan selama berada di dalam gedung Perpusnas. Jadi sebelum memasuki gedung Perpusnas, kita harus melakukan scan barcode aplikasi pedulilindungi di pintu masuk dan mencuci tangan di tempat yang sudah disediakan.

Walau tempatnya tidak begitu luas seperti kantin di lantai 4 tapi cukup nyaman dengan ambience yang simple, juga menu yang cukup menarik. Memasuki kafe L ini, tepat di sebelah kiri terdapat sofa merah dengan meja panjang dengan latar belakang lukisan gedung Perpusnas.




Di sebelah kanan pintu masuk terdapat 3 buah meja terpisah dengan 2 buah bangku tiap meja, 2 buah meja berbentuk panjang dan yang di tengah meja berbentuk bulat berwarna putih dengan bangku kayu. Oiya, di pinggir terdapat partisi kaca yang juga sebagai rak dengan buku-buku yang siap dibaca sambil menunggu menu yang kita pesan. Sementara itu di sebelah sofa merah terdapat ruang servis kafe dan juga kasir. 



Kafe L Perpusnas ini sebenarnya didesain satu setengah lantai. Satu lantai di bawah, setengah lantai lagi di atasnya cukup untuk 3-4 meja tamu dengan duduk lesehan. Mereka menyediakan bean bag sebagai pengganti kursi. Posisi tangga tepat lurus di depan pintu masuk di mana di belakang tangga terdapat meja panjang tinggi cukup untuk 2-3 pengunjung.

Sebelum pandemi, saya dan anak-anak paling suka duduk lesehan di lantai atas. Biasanya bisa sambil tidur-tiduran juga tuh saking nyamannya. Tapi sejak pandemi ini pemilik kafe tidak membuka lantai atas untuk meminimalisir penularan virus corona, jadi hanya tempat duduk di bagian bawah saja yang digunakan.

Menu yang ada di kafe L Perpusnas ini cukup variatif, mau masakan lokal atau non lokal juga ada. Mau makan cemilan atau makan makanan berat juga ada. Untuk minuman pun, ada yang kopi dan non kopi serta yang panas dan yang dingin. Cukup lengkap, deh dan tinggal pilih aja sesuai kesukaan.

Menu di kafe L Perpusnas

Saking seringnya saya berkunjung ke Perpusnas, saya tertarik juga untuk mencicipi menu di kafe L Perpusnas ini. Berikut beberapa menu yang sudah pernah kami cicipi.

1.Nasi Gobing

Dari namanya terdengar unik ya, padahal nasi gobing itu kepanjangan dari nasi goreng kambing hehehe. Seperti nasi goreng kambing pada umumnya, nasi gobing ini lumayan besar porsinya, cukup untuk 2 orang sih. Untuk rasa, saya cukup cocok dengan rasa bumbu yang ada di nasi gobing ini dengan potongan daging kambing yang lembut. Untuk tingkat kepedasannya kita bisa request ketika memesan.

2.Nasi Goreng Naga


Kalo ini dari namanya pasti udah tau donk. Yup, nasi goreng naga ini merupakan nasi goreng yang dalam pembuatannya menggunakan buah naga sebagai campurannya. Rasanya? Walau dominan rasa dari bumbu nasi goreng, tapi sensasi rasa dari buah naga masih terasa walau tidak terlalu mendominasi. So far sih saya cocok dengan nasi goreng buah naga ini.

3.Kwetiau Goreng


Kwetiau goreng di kafe L ini berisi kwetiau yang ditumis dan dicampur telor, suiran daging ayam, bakso, wortel, kol, sawi hijau. Untuk rasa sih buat saya cukup bisa diterima lidah saya, kwetiaunya cukup kenyal dan lembut. Sebagai pendamping disediakan acar, sambal dan beberapa potong lalapan seperti potongan tomat, timun dan selada.

4.Sop Iga



Sop iga di sini tuh seger banget, dagingnya juga empuk, kuahnya juga gurih berasa bumbunya. Dengan harga 40k sudah lengkap dengan nasi, lalapan dan kerupuk. 

5.Paket Ayam Geprek

Untuk menu ayam goreng di sini, mereka menyajikan paket ayam goreng yang digeprek dengan sambel di atasnya. Daging ayamnya cukup juicy dan lembut, kulitnya renyah, bumbunya juga berasa.

6.Pisang Bakar

Pisang yang dipakai di menu pisang bakar ini jenis pisang kepok yang dibakar dan ditaburi coklat pasta di atasnya.

8. Sandwich&French Fries

French fries dan sandwich

Frenchfries

Cemilan satu ini bisa dibilang termasuk cemilan berat karena cukup mengenyangkan. Untuk isian sandwichnya ada telor dadar, daging asap, daun selada, tomat dengan mayonaise dan saos cabai.

9.Spaghetti

spaghetti aglio o lio

spaghetti carbonara


Selain menu lokal, di kafe L Perpusnas ini juga menyediakan luar seperti spageti. Yang kami pilih ketika makan siang di sini yaitu spaghetti aglio olio dan spaghetti carbonara. 

10. Aneka minuman lainnya

Untuk minuman, selain kopi yang disediakan di kafe L Perpusnas juga tersedia aneka jus buah dan non kopi. Untuk kopi saya suka Vietnam drip dan untuk teh, favorit saya teh poci. 

Buat penggemar teh aur atau teh tubruk, kalian bisa mencoba teh poci di kafe L ini. Dihidangkan dengan menggunakan poci kecil yang terbuat dari tanah liat didampingi dengan gula batu. Oiya, porsi teh poci ini cukup untuk berdua dan kita bisa refill sekali. Dengan harga 15k rasanya cukup terjangkau ya.

Teh poci

Vietnam drip
Vietnam drip

Kafe perpusnas
Avocado juice dan Avocado coffee

Kafe perpusnas
Ice Lemon tea

Untuk jam operasional kafe ini mengikuti jam operasional Perpusnas namun 1 jam lebih lambat. Kalau Perpusnas buka jam 8.00 maka kafe L ini buka jam 9.00 dan tutupnya sama dengan Perpusnas yaitu jam 16.00 setiap hari. Walaupun masih PPKM level 2, tapi Perpusnas tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk pengunjungnya, begitu juga dengan di kafe ini.

 

 

 











58 komentar

  1. Bener2 sering ke perpusnas ini ya mba 😄. Aku dah belasan tahun di ajakrta, kok ya belum pernah main langsung ke sana. Lebih sering baca buku2nya lewat aplikasi Ipusnas daripada baca di tempat 😅.

    Pengen juga kapan2 ngajakin anak2ku main kesana. Mungkin kalo tumpukan buku yg aku punya skr udh berkurang dibaca deh 😁. Cari bacaan baru di ipusnas.

    Menu2 di kafenya kliatan enaaaak 👍. Aku takjub sop iga nya hanya 40rb, tapi kkiatan gede. Biasa makan sop iga yg gede, daging banyak, enak, harga bisa 100an ribu ke atas. Beneran pengen kulineran di kafenya 😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo kak...yuk kapan-kapan ke Perpusnas, sekalian bisa liat langsung gedung dan fasilitasnya juga bisa nyobain menu di kafenya.

      Hapus
    2. Menurut saya, yang bikin kafe di Perpusnas ini termasuk niat. Karena menunya berat-berat.

      Nggak semua restoran berhasil bikin nasi goreng buah naga dengan baik.

      Restoran ini bikin perpustakaan jadi lebih menarik buat disambangin.

      Hapus
  2. aku penasaran sama nasi goreng naga :D kelihatannya enak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai kak...makasih ya udah mampir. Yuk ke Perpusnas jadi bisa nyobain nasi goreng naganya.

      Hapus
  3. Oh Nasi goreng kambing toh ,nasi gobing itu. Aku awal baca juga penasaran, apa.ini. Enjoy ya mba...perpustakaan udah rumah kedua nih nampaknya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak Gita...namanya unik ya dan rasanya juga cocok di lidahku.

      Hapus
  4. Dari menu yang ada aku suka nasi goreng naga.Penasaran mo coba,sensasi rasanya seperti apa ya? karena buah naga biasanya'kan di juice kalau dibuat nasi goreng,uhuiii...pasti nikmat ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo kak Dennise kapan-kapan cobain nasi goreng naganya.

      Hapus
  5. WiFi kenceng dan bisa jadi tempat singgah kalau perpusnas lagi penuh. Nongkrong aja di cafe perpusnas

    BalasHapus
  6. pecinta setia perpunas lg review makanan restonya, saya sih percaya mbak..klo memang enak nih. OTW cobain...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe...ayo ke Perpusnas cobain menu yang ada di kafe nya.

      Hapus
  7. Banyak juga pilihan menunya. Saya penasaran sama Aglio olionya. Karena beberapa kali cobain di beberapa tempat, hanya sedikit yang rasanya pas di lidah. Padahal kalau pas enak banget deh pasti

    BalasHapus
  8. Ternyata banyak juga pilihan menunya, ya. Saya tertarik sama aglio olionya. Beberapa kali nyobain di beberapa tempat. Tapi, cuma sedikit yang rasanya pas. Padahal kalau pas bakalan enak banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo mbak cicipin spageti aglio olionya kafe perpusnas ini.

      Hapus
    2. Siaaap! Nanti deh tunggu Omicron agak reda dulu. Biar jalan-jalan ke Perpusnas bisa lebih nyantai :D

      Hapus
  9. wah penasaran banget sama nasi goreng naganya. Aku pecinta buah naga tapi baru kali ini liat menu nasi goreng pakai buah naga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak cobain deh, rasanya ada asem-asem segernya gitu

      Hapus
  10. Pingin banget bawa anak-anak ke perpustakaan bagus ky gini loh aku mba, tapi jauh dari rumah hihi. Semoga semakin banyak perpustakaan seperti ini ya

    BalasHapus
  11. hmm mungkin klo ke perpusnas aku bakal lebih banyak nongkrong disini haahahaa

    BalasHapus
  12. ihh aku baru tau kafe Perpusnas secantik dan sepewe itu yaaa, dulu pas kesana masih kaya b aja, kantin biasa haha. Penasaran sama nasi goreng naga dehh, soalnya aku g bisa makan utama manis, tapi kok penasaran haahha, sama teh poci aduh enak banget diminum pas suasana dingin dingin gini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak...udah banyak perubahan lho. Makin lengkap fasilitasnya di sini, cobain deh kapan-kapan ke sini.

      Hapus
  13. enak duduk di lantai atas tuh bisa selonjoran.. tapi sering penuh sik di atas itu.. kopinya enak.. kalo nasgornya blom pernah coba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul..bisa tiduran juga. Cobain deh kapan-kapan nasgornya.

      Hapus
  14. Wah kak Hida jadi kangen Perpusnas. Btw tas tetap harus masuk ke loker ya kalau ke Perpusnas. Itu nasi goreng naga gimana rasanya?apa ada asem-asem segarnya gitu? Salam hangat kak Hida. @depus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo ke kafenya aja sih nggak wajib titip tas di loker ya. Iya nih nasgor naganya ada rasa asem seger gitu, so far sih saya cocok ma rasanya. Salam sehat buat kak Dewi.

      Hapus
  15. Kafenya boleh juga nih yaa buat yang seharian betah di perpusnas niih mba, makanannya juga oke-oke banget nih, harganya juga affordable, well noted ah kalo ke perpusnas

    BalasHapus
  16. belum pernah mampir ke sini karena selama ini alhamdulillah dapat tempat di lantai 4 pas makan siang. Kalau harganya berapa mbak Hida? kan menunya ada juga yang sama dengan lantai 4. Trus bisa kerja di sini juga? ada colokan gitu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang menunya sama dengan di kantin setauku menu paket ayam geprek, di kafe sekitar 20k. Aku lumayan sering sih sambil kerja di kafe ini, wifi dan colokan juga ada kok.

      Hapus
  17. semoga kalau ada kesempatan lagi ke jakarta, bisa mampir ke perpusnas. penasaran soalnya
    sering banget disebut temen-temen, tapi kalaubelum ngerasain sendiri kurang afdol

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayuk kak...jangan lupa kontak aku ya kalo ke Jakarta.

      Hapus
  18. lelah mencari sumber bacaan, perut lapar ga perlu jauh-jauh dari perpus.. sudah ada cafe yang representatif... jadi tetap semangat utk mencari sumber bacaan... etapi saya juga belum pernah ke perpusnas yang depan irti ini loh... ... hmmm sepertinya perpusnas sekarang sudah keren ya kak

    BalasHapus
  19. Wah, kenapa namanya Kafe L? Apa karena berbentuk Letter L?
    Dari beberapa unggahan yang mbak buat, mata saya tuh langsung tertuju sama Nasi Goreng Naga. Baru pertama kali saya lihat nasi goreng dengan warna secerah dan semenyenangkan itu. Kalau French Fries sih sepertinya memang wajib ada di mana-mana ya.

    Mungkin setelah baca postingan ini, saya akan mampir ke Perpusnas. Bukan buat baca, tapi buat cobain Nasi Goreng Naga-nya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. L dari kata Literasi, kak. Jadi gak jauh-jauh dari misi Perpusnas yang mengajak masyarakat untuk berliterasi. Oiya di kafe L ini juga disediakan buku bacaan, jadi sambil nunggu pesanan bisa baca-baca dulu deh.

      Hapus
  20. Desember kemarin main ke Perpusnas karena jadi narasumber di sana, keliling perpusnas bareng banyak staf (adek kelas waktu kuliah), sempat singgah di sini pas iseng ngemil

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah...narasumber di acara apa, kak? Kali aja pas saya juga hadir. Kadang suka iseng ikut acara di Perpusnas baik yang daftar maupun yang on the spot.

      Hapus
  21. Seru ya Mbak, di perpustakaan ada cafe seperti ini. Habis menikmati buku langsung melipir deh ke kafenya yang nyaman itu. Menikmati aneka nasi goreng. Aku tuh tertarik melihat menu nasi goreng Naga, kok bisa ya buah dengan warna cantik itu nangkring di nasi goreng. Kreatif banget chef-nya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Uni..nasi goreng buah naganya emang menarik banget dan cukup kreatif ya chefnya.

      Hapus
  22. Waaaah, beneran ini mah mbak Hida pengunjung perpusnas sejati hahaha :) Koleksi menu yang pernah dicobain buanyaaak pisan wkwkwkwk. Nasi goreng naga, kwetiau, pokoknya semua bikin ngiler kan laper ya abis baca2 hahaha :D AKu baru satu kali ke perpusnas, cuma lewatin doang kafenya soalnya belum lapar, maybe next time :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe...disempetin ini tiap mampir nyobain menu di sana, toh gak tiap hari ini makan di sana.

      Hapus
  23. Belum pernah ke Perpusnas, pas pulang dari Yogya pengen coba ke sini pas lagi ditutup karena pandemi ini waktu itu.

    BalasHapus
  24. Monmaap itu makanan sebanyak itu mbak habisin sendiri? Wkwk.
    Intinya di perpusnas ini semua kegiatan kita seharian sudah terfasilitasi ya, dari isi ilmu sampai isi perut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaaha....ya nggak toh. Ini ngumpulin foto-fotonya dengan berkali-kali datang. Kalo ke Perpusnas mah gak takut kelaparan, asal ada duitnya mah tinggal melipir aja ke kafe ini.

      Hapus
  25. Waduh, kalau saya di Jakarta sudah pasti ke tempat ini deh. Bisa seharian di sini. Lapar tinggal makan ke kafe Perpusnasnya, abis itu lanjut hunting buku dan membaca lagi. laper tinggal nongki lagi sampai jadwalnya tutup. Menu-menunya lumayan menarik juga.

    Jadi pengen ke sana, pesan spagetti dan Vietnam drip, dengan dessert pisang bakarnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kak...saya kalau lagi di Perpusnas ya dari mulai buka sampai tutup baru pulang hehehe.

      Hapus
  26. Good combination banget ini maahhh; bacaan dan makanan!
    Jadi pingin ajak anakku ke sini deh secara memang belum pernah ke perpustakaan ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo kak..ada ruang khusus untuk anak-anak dan lansia juga lho di lantai 7.

      Hapus
  27. Waktu kami ke Perpusnas, ibuku nunggu di sini karena capek kalau mau ikutan naik, ternyata menunya banyak dan enak juga ya tahu gitu kulineran di sana jugaa.. penasaran nasi goreng buah naganya

    BalasHapus
  28. Setiap kali ke Jakarta pengen mampir ke perpusnas tapi gak pernah jadi, next kalo ke Jakarta harus ke perpusnas pokoknya sambil mampir ke cafenya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo kak, bisa dipilih nih mau nyobain yang mana.

      Hapus

Hai..Terima kasih sudah mampir di blog saya. Tolong tinggalkan komen dengan bahasa yang santun, No Sara, No Politik.