Weekend Getaway, One day Trip to Merak hanya 9k, Bisa!!

Halo sobat mlaqumlaqu, walau pandemi belum juga pergi tapi keinginan untuk melakukan perjalanan menjadi wishlist banyak orang. Begitu juga dengan saya nih, sob.. pengen banget bisa solo travelling lagi seperti sebelum pandemi. Yah gak perlu jauh-jauh lah, yang penting bisa melepaskan rasa bosan akibat mager di rumah aja.

Beberapa waktu lalu saya pernah kepikiran untuk travelling ke Merak tapi menggunakan kereta. Setau saya memang ada kereta lokal dengan tujuan Merak dari Rangkasbitung. Beberapa kali dalam perjalanan saya mengunjungi Nayla di BSD saya sering melihat commuter line dengan tujuan Rangkasbitung. Nah dari Rangkasbitung itu ternyata ada kereta lokal menuju Merak. Walau sempat tidak beroperasi karena pandemi, tapi Alhamdulillah sejak tanggal 22 September 2021 lalu kereta lokal Merak-Rangkasbitung ini sudah beroperasi lagi. Yeay...!!

Start dari stasiun Manggarai...cuusss

Saking pengennya nih jalan dan gabut juga, yah udahlah saya putuskan untuk melakukan perjalanan one day trip ke Merak weekend ini. Gak perlu pake nginep sih, PP alias pulang pergi aja toh cuma sekedar pengen menuntaskan penasaran akan kereta lokal Merak ini.

Pagi jam 8 saya memulai perjalanan dengan menaiki commuter line dari stasiun Manggarai. Senangnya pintu Barat stasiun Manggarai sudah mulai dibuka jadi semakin memperpendek jarak tempuh saya dari rumah ke stasiun, cukup dengan jalan kaki. Sebelum memasuki stasiun petugas memeriksa sertifikat vaksin bahwa saya sudah divaksin sebagai syarat melakukan perjalanan dan tentunya juga harus menggunakan masker ganda. Kalo mau praktis kalian bisa menggunakan aplikasi PeduliLindungi dan scan barcode di pintu masuk dan menunjukkan hasil scan pada petugas.


Setelah mentap kartu masuk, saya bergegas menuju jalur 6 di mana commuter line tujuan Tanah Abang tiba. Oiya untuk menuju stasiun Rangkasbitung, kita harus menuju stasiun Tanah Abang agar dapat melanjutkan perjalanan dengan commuter line tujuan Rangkasbitung. Setiba di Tanah Abang kita harus berpindah ke jalur atau peron 5 untuk menunggu commuter line yang menuju Rangkasbitung. Namun hari itu jalur atau peron 5 sedang ada perbaikan jadi di pindah ke jalur atau peron 6. Dari stasiun Manggarai ke stasiun Tanah Abang hanya melewati 2 stasiun yaitu stasiun Sudirman dan stasiun Karet baru tiba di stasiun Tanah Abang.

Sesampai di stasiun Tanah Abang sudah tersedia 2 kereta yang menunggu, yaitu satu dengan tujuan Tanah Abang-Serpong, satu lagi dengan tujuan Tanah Abang-Rangkasbitung. Oiya untuk memastikan kereta tujuan Rangkasbitung, sebelumnya saya sudah mencari tau jadwal keberangkatan melalui web Kereta Api Indonesia. 

Perjalanan dari stasiun Tanah Abang menuju Rangkasbitung kurang lebih ditempuh selama 2 jam dengan melakukan pemberhentian di beberapa stasiun mulai dari stasiun Palmerah, Kebayoran,  Pondokranji, Jurangmangu, Sudimara, Rawabuntu, Serpong, Cisauk, Cicayur, Parungpanjang, Cilejit, Daru, Tenjo, Tigaraksa, Cikoya, Maja, Citeras dan stasiun terakhir Rangkasbitung. Saat itu saya mendapat jadwal keberangkatan pukul 9.30 WIB. Perjalanan yang cukup panjang namun dengan kondisi kereta yang nyaman membuat perjalanan tidak terlalu melelahkan. Apalagi jumlah penumpang juga masih dibatasi dan menjaga jarak.

Transit pertama di stasiun Rangkasbitung langsung menikmati mie ayam Uun

Jam menunjukkan pukul 11.39 WIB ketika commuter line tiba di stasiun Rangkasbitung. Berhubung hari sudah siang dan mendekati waktu makan siang, saya putuskan untuk keluar stasiun Rangkasbitung dan mencari tempat makan siang. Oiya, kereta lokal menuju Merak yang akan berangkat siang itu jadwalnya jam 13.50 WIB, masih cukup waktu untuk saya mencari makan siang sebelum melanjutkan menaiki kereta lokal Merak.

Atas rekomendasi teman, saya mencari makan siang yang tidak begitu jauh dari stasiun. Berhubung saya penggemar mie ayam dan teman menyarankan saya untuk mencoba mie ayam Uun yang terkenal dan termasuk mie ayam legend di Rangkasbitung. Untungnya lokasi mie ayam Uun ini tidak begitu jauh dari stasiun, kurang lebih 500 meter, maka saya putuskan untuk berjalan kaki saja berbekal google maps.

Gak sampe 15 menit berjalan kaki, saya tiba di lokasi mie ayam Uun yang terkenal seantero Rangkasbitung. Untungnya lagi cuaca sedang bersahabat jadi gak terlalu panas. Tiba di lokasi mie ayam Uun yang berada di pinggir jalan Rt. Hardiwinangun No. 34, tempatnya memang tidak begitu besar tapi saya lihat sudah banyak pengunjung yang datang. Kabarnya mie ayam Uun ini sudah ada sejak tahun 1970 dan beroperasi mulai pukul 9.00-21.00WIB.


Saya hanya memesan setengah porsi mie ayam bakso yang dibandrol harga Rp15.000. Untuk yang ingin porsi lebih bisa memesan porsi satu dan tentunya dengan harga berbeda. Menurut saya cita rasa mie ayam Uun ini cukup kenyal dan lembut, kuah dari dagingnya berasa gurih, baksonya juga lembut, cukuplah porsi setengah ini untuk menu makan siang saya ditemani sebotol air mineral. Total Rp20.000 untuk setengah porsi mie ayam bakso dan air mineral.

Melihat jam di tangan menunjukkan pukul 12.20 WIB, awalnya saya hendak berkunjung ke museum Multatuli atau perpustakaan Saidjah Adinda. Tapi saya gak mau berspekulasi nantinya akan berlama-lama di kedua tempat tersebut sementara saya masih harus melanjutkan perjalanan ke Merak. Akhirnya saya putuskan untuk menunda kunjungan ke dua tempat tersebut.

Baca juga : Berkunjung ke Perpusnas di Masa Pandemi

Kereta lokal Merak hanya 3k, wow!!

Memutuskan untuk kembali ke stasiun Rangkasbitung dengan berjalan kaki, saya sempat kepikiran satu saat nanti akan kembali lagi ke sini untuk mengeksplore Rangkasbitung. Apalagi saya juga belum pernah mengunjungi suku adat Baduy yang lokasinya berada di sekitar Rangkasbitung ini.

Kereta lokal Merak yang akan saya naiki siang itu jadwalnya pukul 13.50 WIB, setiba di stasiun saya lihat sudah banyak calon penumpang yang menunggu dan kebanyakan anak muda dengan rombongannya. Oh iya ya...hari itu hari Sabtu dan weekend pula, banyak yang memanfaatkan waktu untuk berlibur.


Oiya sobat mlaqumlaqu, saya sempat kaget ketika mengetahui bahwa tiket kereta lokal Merak ini cukup terjangkau harganya, hanya Rp3.000 per orang per tiket. Murah kan? Tadinya saya pikir harga tiketnya itu sebesar Rp3.000 untuk per stasiun perhentian, ternyata harga itu sudah sampai tujuan akhir kereta yaitu stasiun Merak. Wow!! Dengan harga tersebut, kereta yang saya naiki cukup bagus dengan adanya fasilitas pendingin ruangan dan juga colokan untuk mencharge gadget yang kita bawa.  Buat saya yang ga bisa jauh-jauh dari colokan ini sih sangat membantu sekali. Untuk tiket kereta lokal Merak ini selain bisa beli on the spot di loket, kita juga bisa memesannya melalui web atau aplikasi Kereta Api Indonesia.

Untuk pengaturan tempat duduknya berhubung masih pandemi, posisi tempat duduk tidak terisi penuh. Petugas juga memeriksa suhu tubuh, sertifikat vaksin yang kita punya dan menggunakan masker ganda sebelum masuk. Jadi untuk anak-anak dibawah usia 12 tahun yang belum vaksin memang tidak bisa menaiki kereta lokal Merak ini.

Perjalanan 2 jam menuju stasiun Merak tidak terasa karena sepanjang perjalanan saya disuguhi pemandangan persawahan yang jarang saya temui di Jakarta. Amazing banget, dengan modal tiket Rp9.000 tapi bisa sampai ke Merak...apalagi letak pelabuhan Merak juga berdekatan dengan stasiun Merak jadi kalo mau lanjut nyebrang ke Lampung pun juga bisa. Next travelling kayaknya boleh nih lanjut sampai ke Lampung.

Baca juga : Pesona Indonesia di Lampung Krakatau Festival 2019


Buat kalian yang mau mencoba ke Merak dengan menggunakan kereta, bisa lho dicoba cara saya ini. Untuk jadwal perjalanan kereta dari Rangkasbitung-Merak terdapat pilihan mulai dari pukul 04.55, 07.25, 09.55, 13.50, 16.25, 18.55, 21.25 WIB. Sedangkan untuk jadwal perjalanan kereta sebaliknya dari Merak-Rangkasbitung tersedia pukul 04.50, 07.20, 09.50, 12.20, 16.20, 18.50, 21.20 WIB. Perlu diingat nih sobat mlaqumlaqu, buat yang masih melanjutkan perjalanan dengan commuter line harus memastikan jam tiba kereta lokal Merak ini dengan jadwal terakhir commuter line di stasiun Rangkasbitung. Jangan sampai kalian ketinggalan commuter line karena tidak mengepaskan jadwal sebelumnya.


Yuk kita mlaqumlaqu jelajah nusantara tercinta.


14 komentar

  1. Di Stasiun Merak, ada destinasi yang menarik buat dikunjungi ga?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada ka, yang terdekat pelabuhan Merak. Kalo mau jauhan dikit ke pulau-pulau terdekat di sekitar pelabuhan Merak. Tapi saya belum sempat eksplore sih, next kunjungan kali ya nanti saya post di blog ini juga.

      Hapus
  2. Yuk mbak, mau bareng nt kapan-kapan, kita ke Perkampungan Baduy nyook...berkabar ya, aku mau ikutan klo ada rcna kesana. Aku baca smpe abis, murah meriah jutaan pengalaman

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayyuukk...tapi jangan pas musim hujan deh kayaknya.

      Hapus
  3. Hah! 9k, belum pernah ha ha ha ya kemarin mau ke lampung, otw merak pake mobil sama teman - teman kampus, kudu perhatiin jadwal ya ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru mbak Gita pake kereta, tapi emang buat yang gak buru-buru sih.

      Hapus
  4. Wah menarik banget kak Hida, belum pernah nih mencoba ke Merak dengan kereta. Ini menarik bisa dicoba suatu kali. Salam hangat kak Hida @depus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak...ayo dicoba kapan-kapan travelling naik kereta ke Merak

      Hapus
  5. Wah menarik banget kak Hida, belum pernah nih mencoba ke Merak dengan kereta. Ini menarik bisa dicoba suatu kali. Salam hangat kak Hida @depus

    BalasHapus
  6. Murner juga ya kak, Manggarai Merak dgntarif 9rb.. Tinggal nyebrang ke Lampung deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha iya mas...maunya gitu langsung nyebrang Lampung

      Hapus
  7. Wah keren juga nih Mbk one day trip ke Merak nya hehe. Coba sekalian ke Lampung dong hihi. Aku dah pernah ngeteng dari jakarta ke Lampung. Asik juga hihi

    BalasHapus
  8. Wah kemaren nyobain juga rute ini mbak hihi seruuuu!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asyiiik ya....pan kapan mau nyebrang ke Lampung ah.

      Hapus

Hai..Terima kasih sudah mampir di blog saya. Tolong tinggalkan komen dengan bahasa yang santun, No Sara, No Politik.