Festival Panen Raya Nusantara 2021 (PARARAFest21)

Kekayaan yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah. Indonesia merupakan salah satu negara yang paling kaya dalam keanekaragaman hayati di dunia, sekaligus negara yang memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam. Sangat disayangkan kalo kita tidak memanfaatkannya untuk ketahanan pangan lokal kita dan juga kelestarian produk nasional.

Berawal dari kepedulian inilah terselenggara Festival Panen Raya Nusantara 2021 atau yang dikenal dengan #PararaFest21 yang tahun ini digelar secara hybrid mulai 2-18 Desember 2021. Festival Panen Raya Nusantara 2021 ini diikuti oleh lebih dari 150 komunitas yang concern dalam meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih peduli akan produk lestari dan tradisional Nusantara dan bersama #jagatradisirawatbumi.

Berbagai produk lokal mulai dari pangan, produk kreatif, hasil kerajinan dan produk hasil non kayu tersedia di Festival Parara 2021 ini. Selain itu dialog interaktif juga terselenggara di berbagai region PARARA. PARARA bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih peduli akan produk lestari dan tradisional Nusantara. Hal ini diharapkan masyarakat Indonesia memahami pentingnya cara melestarikan dan menjaga tradisi agar tetap hidup dari generasi ke generasi.


Dalam konferensi pers yang berlangsung di PARARA Ethical Store Kemang, PARARA mengajak semua pihak untuk dapat memberikan ruang lebih besar kepada pangan lokal yang sehat, adil dan lestari bagi petani, nelayan, komunitas lokal dan masyarakat adat, produsen skala kecil serta mendukung dengan kebijakan dan praktek ekonomi yang lebih adil, ramah lingkungan, dan mempertahankan ketahanan di tingkat lokal terhadap perubahan iklim.



Dalam kesempatan itu juga hadir narasumber ibu Yespin Pakia, seorang petani dan juga pekebun yang berasal dari Desa Lengkeka, Kec. Lore Barat, Kab. Poso, Sulawesi Tengah. Dari bertani dan berkebun ini Bu Yespin suka membuat kerajinan dari kulit kayu. Salah satu hasil karya Bu Yespin yang beliau kenakan adalah pakaian dari kulit kayu dari pohon (ranta) yaitu kaiwa untuk atasan, wini untuk rok dan pohea untuk tutup kepala. 


Pakaian yang dipakai Bu Yespin ini memang berasal dari kulit kayu, oleh sebab itu harus berhati-hati dalam perawatannya. Selain mudah rusak apabila terkena air, hal ini menandakan bahwa limbah dari pakaian kulit kayu ini ramah lingkungan karena tidak membahayakan.

Selain Bu Yespin, hadir juga bapak Saul Liloi seorang petani dan pekebun yang berasal dari Desa Bulili, Kec. Lore Selatan, Kab. Poso, Sulawesi Tengah. Sama seperti Bu Yespin, Pak Saul juga seorang penganyam kerajinan rotan. Salah satu hasil karyanya yaitu tas dari anyaman rotan.

Tema yang diangkat dalam PARARA Fest 21 ini adalah mengenai pangan lokal, namun hasil kerajinan lain juga ikut dipamerkan. Selain Festival, PARARA diharapkan menjadi platform untuk mendukung integrasi antara komunitas lokal dan masyarakat adat, pasar, dan juga kebijakan-kebijakan yang mengatur industri kreatif dan lokal. Sinergi lintas pelaku dengan kondisi yang memungkinkan untuk ekonomi yang lebih memihak pada komunitas lokal dan masyarakat adat demi kesejahteraan dan keberlanjutan.

Info lengkap seputar PARARA bisa diintip di https://panenrayanusantara.com dan akun instagram @panenrayanusantara. Yuuk dukung produk lokal agar mendapat ruang lebih luas kepada pangan lokal yang sehat, adil dan lestari bagi petani, nelayan, komunitas lokal dan masyarakat adat, juga produsen skala kecil.

19 komentar

  1. itu tas yaa? ko gemes banget sih modelnya, pattern yang dipake juga uniiik, naksir banget sama tasnya ih akuu, lucu buat ootd an pastinya hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya..itu tas dari tenun kulit kayu. Bagus ya..

      Hapus
  2. Bagus ya baju dari kulit kayu yang dipakai ibu Yespi. Hasil karya anak bangsa memang harus dilestarikan. Dengan adanya FEST21 kita menjadi tahu bahwa banyak produk-produk Indonesia yang membanggakan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul ka..dengan adanya Festival PARARA ini memberi wadah buat mereka memamerkan hasil karya mereka.

      Hapus
  3. Cantik dan berkualitas ya hasil produk dari seluruh Nusantara, memang Indonesia kaya akan budaya lokal yang harus di perkenalkan pada dunia

    BalasHapus
  4. PARARA ini semoga terus berkelanjutan ya, karena seneng produk lokal kita terus berkembang sehingga makin banyak peminatnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aammiin..semoga tahun berikutnya bisa terus berlanjut

      Hapus
  5. Kenal budaya bangsa lebih dalam dalam Festival Panen Raya Nusantara 2021 . Kalau sudah kenal maka cinta dan bangga pakai produk lokal.

    BalasHapus
  6. Semoga parara bener bener bisa menjadi platform untuk mendukung integrasi komunitas lokal demgan masyarakat adat sesuai harapan

    BalasHapus
  7. Wah, pakaian dari kulit kayu! Unik banget. Itu tekstur kainnya gimana, Mbak? Gerah nggak ya kalau dipakai?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waktu aku sentuh sih...halus ya, tapi emang beda dengan serat kain. Makanya baju dari kulit kayu ini gak boleh kena basah karen mudah hancur.

      Hapus
  8. Dulu sebelum pandemi aku suka ke acara yang pameran industri kreatif lokal. Jadi penasaran dengan produk-produk yang ada di Parara ini, cek ig-nya ah!

    BalasHapus
  9. waahhhhhhhhh udah ada Parara lagi ya? Terakhir aku datang sebelum pandemi. seru menikmati hasil panen dan olahannya. suka dibuat amazed rasanya

    BalasHapus
  10. Bagus-bagus banget ya Mba kerajinannya, jadi pingin punya satu. Semoga pangan dan kerajinan lokal kita bisa lebih dikenal setelah PARARAFest ini

    BalasHapus
  11. Yuuk kita dukung produk lokal, baik dari bidang fashion maupun pangan. Ga kalah kok kualitasnya dengan produk2 dari luar negeri. Kalau bukan kita yang bangga pada produk negeri sendiri, siapa lagi dooongg...

    BalasHapus

Hai..Terima kasih sudah mampir di blog saya. Tolong tinggalkan komen dengan bahasa yang santun, No Sara, No Politik.